
Jakarta
Lima tentara Israel tewas serta 14 orang lainnya luka-luka akibat ledakan bom dan serangan para pejuang Palestina di Jalur Gaza utara, istilah militer pada hari Selasa tanggal 8 Juli 2025.
Dalam satu pernyataan yang dikutip Anadolu dan Ynet News
Militer Israel menyampaikan pernyataan bahwa lima prajurit dari Batalyon Netzah Yehuda yang berada di Brigade Kfir gugur dalam pertemuan senjata di bagian utara Jalur Gaza pada hari Senin malam, sementara 14 anggota lainnya luka-luka, termasuk dua orang dengan kondisi serius.
Sementara itu,
Radio Angkatan Darat Israel
menyampaikan bahwa kejadian tersebut berlangsung di malam hari Senin saat pasukan pengawal dari Batalyon Netzah Yehuda sedang melewati Kota Beit Hanoun.
Pasukan infanteri menjadi korban ledakan ranjau yang ditempatkan di tepi jalan sekitar pukul 10 malam hari Senin, saat melakukan operasi darat di Beit Hanoun. Pasukan tersebut melaksanakan tugasnya sambil berjalan kaki dan bukan sedang menggunakan kendaraan, demikian dilaporkan oleh stasiun radio tersebut.
“Ketika menyelamatkan para luka dari tempat ledakan, tentara bersenjata (Palestina) melakukan penembakan dari pos-pos persembunyian menuju pasukan penyelamat, sehingga memicu lebih banyak korban,” tambahnya.
“Proses evakuasi menjadi sulit dan memakan waktu lama, sehingga pasukan bantuan tambahan dikerahkan,” ujar militer.
Lima prajurit yang gugur telah dikenali pada hari Selasa yaitu Serda Pertama (Purna Tugas) Benjamin Asulin, usia 28 tahun, berasal dari Haifa; Serda Staff Noam Aharon Musgadian, berumur 20 tahun, asal Yerusalem; Serda Staff Meir Shimon Amar, umur 20 tahun, juga berasal dari Yerusallem; Serda Staff Moshe Shmuel Noll, berusia 21 tahun, dari Beit Shemesh; serta Serda Moshe Nissim Fruch, usia 20 tahun, berasal dari Yerusalem.
Empat anggota tentara terakhir tugasnya berada dalam Batalyon Netzah Yehuda (nomor 97) dari Brigade Kfir.
Identitas tentara kelima masih belum diungkapkan.
Ledakan tersebut adalah kejadian satu-satunya yang paling mengerikan bagi militer Israel di Jalur Gaza sejak bulan juni, saat delapan prajurit tewas di kota Rafah karena ditembak oleh roket antitank. Kejadian ini juga menjadi kerugian terbesar sejak peledak jalan membunuh tujuh anggota militer, termasuk seorang perwira teknik, di wilayah Khan Younis seminggu lalu.
Sampai dengan berlangsungnya operasi darat yang dilakukan pasukan Israel di Jalur Gaza pada akhir tahun 2023, paling tidak 446 prajurit Israel gugur, demikian laporan militer. Jumlah total korban jiwa para tentara Israel mencapai 888 orang sejak awal konflik penghapusan etnis oleh Israel di wilayah itu. Dari jumlah tersebut, 39 kejadian kematian terjadi setelah perjanjian pertukaran tawanan terbaru.
Pasukan Zionis telah membunuh lebih dari 57.500 penduduk Palestin, kebanyakan di antaranya perempuan dan kanak-kanak, di Jalur Gaza sejak bulan Oktober tahun lalu.