
Kondisi di Timur Tengah mendekati perang global setelah Amerika Serikat melakukan serangan besar-besaran pada tiga instalasi nuklir Iran.
Serangan yang telah diverifikasi menggunakan bom besar ‘MOAB’ itu mendapat respons dari Iran berupa ancaman keras: setiap warga sipil dan tentara AS dalam area tersebut sekarang ditargetkan secara legal.
Kenaikan drastis ini terjadi pada hari Minggu, 22 Juni 2025, setelah pernyataan langsung dari mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dan hal tersebut sudah ditegaskan oleh petugas Iran yang mengabarkan ada serangan dari pihak lawan.
Apakah Iran Mendekati Kepemilikan Senjata Nuklir? Ancaman Rudal Hipersonic Fattah-2 dan Pengujian Sistem Pertahanan Udara Iron Dome Israel
Israel Klaim F-35 Jatuh, Apakah Ini Menunjukkan Kekuatan Pertahanan Iran? Analisis Sistem Bavar-373 serta Kegagalan Iron Dome
Rincian Serangan Subuh: bom ‘MOAB’ serta rudal Tomahawk Dipergunakan
Serangan
amerika serang iran
Ini diberitakan sebagai insiden yang diselaraskan dengan baik dan mengunakan senjata berat.
Berdasarkan ringkasan dari sejumlah referensi seperti The New York Times, Reuters, serta laporan Fox News yang diambil dari Iranpress, informasi terperinci tentang operasi militer itu sebagai berikut:
Waktu:
Sekitar pukul 02:30 subuh waktu Iran.
Aset Udara:
Beberapa bom siluman B-2 terbang.
Senjata & Target:
Fordow:
Tertimpa oleh enam bom GBU-43/B MOAB (Mother of All Bombs), salah satu bom konvensional paling dahsyat.
Natanz & Isfahan:
Serangan terjadi dengan cara ditembakkan rudal jelajah Tomahawk dari kapal selam Amerika Serikat.
Koordinasi:
Israel dikabarkan sudah mendapat peringatan sebelum serangan tersebut terjadi.
Pesan AS ke Iran:
Serangan ini bertujuan hanya terhadap program senjata nuklir, tidak dengan maksud menjatuhkan pemerintahan yang berkuasa.
Konfirmasi dari Iran dan Ketidaksesuaian dalam Laporan tentang Kecelakaan
Pejabat di kota Qom dan Isfahan, Iran, sudah membenarkan terjadinya “serangan udara dari lawan” serta “penetrasi oleh pihak asing” yang berdekatan dengan instalasi nuklir mereka. Dilaporkan juga ada sejumlah ledakan dalam insiden tersebut.
Meskipun demikian, cerita yang disampaikan oleh media resmi di Iran mencerminkan ketidakpastian serta adanya informasi yang bertentangan. Pada awalnya, televisi negara tersebut mengklaim bahwa Trump kemungkinan besar sedang melakukan gertakan.
Selanjutnya, mereka menyatakan bahwa ketiga lokasi nuklir itu “sudah ditinggalkan sebelumnya”.
Laporan terbaru dengan detail lebih lanjut mengindikasikan bahwa “gerbang masuk dan keluar di Fordow sudah hancur” sebagai hasil dari serangan tersebut.
Agama Mayoritas di Iran Tak Hanya Sebatas Kepercayaan, Melainkan Juga Fondasi Kekuatan Selama 500 Tahun Terakhir
Bendera Merah Iran Berayun di Masjid Jamkaran: Apakah Itu Tanda Pembalasan? Inilah Arti Historisnya
‘Baru-baru Ini Perang Dimulai’: Ancaman Brutal dari Iran
Tindakan Iran atas serangan tersebut cukup sigap dan tegas, mengisyaratkan ketidaksetujuan mereka untuk melakukan pembicaraaan apapun. Ancaman yang paling mencemaskan berasal dari saluran televisi milik pemerintah Iran:
Dari sekarang, setiap pegawai sipil dan tentara Amerika yang berada di wilayah tersebut akan dianggap sebagai sasaran yang sah.
Demikianlah pernyataan yang diumumkan oleh stasiun televisi milik pemerintah Iran.
Rhetorik perang kian memuncak setelah klaim lebih lanjut oleh salah satu pembawa acara televisi negara tersebut, “Perjuangan hanya baru mulai, Tuhan Trump! Kita akan menyelesaikan urusanmu dengan metode yang akan membuat engkau menyadari akibat dari tindakan ceroboh itu.” Sementara itu, seorang wakil rakyat dengan pandangan ekstrem pun mendorong agar terdapat “respon yang tegas dan besar”.
Respon Antarabangsa dan Politik Dalam Negeri AS yang Partai-Partainya Tidak Sepakat
Serangan tersebut secara langsung mengundang respons dari mitra-mitra Iran di wilayah itu. Pejabat senior Houthis di Yemen menyampaikan pernyataan, “Pemerintah Amerika Serikat akan mendapatkan akibatnya.”
Di dalam negeri Amerika Serikat, insiden itu menciptakan perpecahan di kalangan politisi. Beberapa senator yang berasal dari Partai Republik menyatakan dukungan mereka terhadap serangan serta kepemimpinan Trump, sedangkan seorang wakil rakyat dari Partai Demokrat mengcondongkannya dengan menyebut bahwa tindakan tersebut ilegal dan menyeramkan.
Sekarang dunia menyaksikan dengan kekhawatiran, sebab ancaman yang menyeret warga sipil bisa merombak konflik ini jadi suatu krisis kemanusiaan serta geopolitik yang tidak terkendali.
Disclaimer:
Kondisi saat ini cukup kompleks dan data bisa berubah secara pesat. Makalah ini dikompilasi sesuai dengan rilisan pertama dari beberapa referensi yang ada. Ancaman serta pernyataan yang dikeluarkan oleh para pelaku mungkin tidak selalu merefleksikan perilaku mereka ke depannya.