
Pertama Kali, Israel Akui Kekurangan Perwira dan Prajurit Tempur: Korban IDF Tembus 20 Ribu Prajurit
– Pasukan Pendudukan Israel (IDF) untuk pertama kalinya mengakui bahwa mereka menghadapi “krisis atrisi” yang signifikan dan berkelanjutan di dalam jajarannya.
Krisis atrisi yang dimaksud adalah kekurangan personel secara bertahap, sedikit demi sedikit hingga tidak ada sama sekali.
“IDF kekurangan perwira tempur dan prajurit utama,” menurut outlet berita berbahasa Ibrani, Maariv dikutip dari RNTV, Minggu (14/9/2025).
IDF memperkirakan kekurangan sekitar 7.500 prajurit dan 2.500 personel pendukung tempur, suatu kekurangan dramatis yang diperburuk oleh agresi berkepanjangan di Gaza.
Kekurangan Perwira dan Komandan
IDF saat ini kekurangan 300 perwira untuk posisi komandan peleton di pasukan darat.
Kekurangan paling parah terjadi di Korps Zeni Tempur, di mana sejumlah komandan peleton dan tim sabotase telah gugur.
Militer Israel telah mengakui bahwa mereka kesulitan meyakinkan para prajurit untuk mengikuti kursus pelatihan perwira.
Untuk mengatasi kekuarangan personel ini, para sersan veteran telah ditunjuk untuk bertugas sebagai pelaksana tugas komandan peleton, dan perwira yang belum menyelesaikan kursus komandan kompi ditunjuk untuk posisi-posisi ini, baik di unit reguler maupun cadangan.
Kerugian Besar di Divisi Prajurit Cadangan
Laporan tersebut juga menyoroti beban tempur yang sangat besar yang dipikul oleh para perwira dan komandan, khususnya mereka dari divisi prajurit cadangan (reserve division) yang telah bertugas rata-rata 400 hingga 450 hari sejak 7 Oktober.
Banyak yang telah menyatakan keinginan mereka untuk pensiun dari tugas aktif setelah empat tahun.
Divisi cadangan adalah jalur militer di ketentaraan Israel yang mengambil warga sipil sebagai prajurit tempur di garis depan lewat cara wajib militer.
Kekurangan personel itu terjadi saat militer ‘Israel’ secara bertahap membangun pengambilalihan penuh Kota Gaza, pusat perkotaan terbesar di wilayah kantung Palestina tersebut.
Operasi Kota Gaza telah menerima penentangan dari tokoh-tokoh senior di militer Israel, yang meragukan kepraktisannya.
Korban Luka Tentara Israel Tembus 20 Ribu
Di sisi lain, Divisi Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Pendudukan Israel telah mengungkapkan angka-angka baru yang menyoroti skala korban militer sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.
Menurut divisi tersebut, lebih dari 20.000 perwira dan prajurit mengalami cedera dalam perang tersebut.
Para pejabat Israel mencatat kalau jumlah tersebut terus meningkat, dengan hampir 1.000 kasus baru diajukan setiap bulan oleh pasukan yang mencari pengakuan resmi atas luka-luka mereka.
Divisi tersebut juga melaporkan bahwa sekitar 31.000 prajurit sedang menjalani perawatan medis lanjutan untuk kondisi kesehatan mental yang terkait dengan dinas mereka dalam perang.
Data lebih lanjut mengungkapkan tingkat keparahan cedera di medan perang: 99 prajurit dan perwira telah menjalani amputasi anggota tubuh, sementara 16 lainnya mengalami kelumpuhan total.