
Iran merasa resah dengan campur tangan Amerika Serikat (AS) dalam perselisihan terkait Israel. Mereka khawatir bahwa apabila AS ikut serta, situasi tersebut bisa menjadi lebih kompleks dan bertahan lama.
Dilansir dari
Al Jazeera
, pada hari Kamis (18/6) menurut waktu lokal, Esmaeil Baghaei, juru bicara dari Kementerian Luar Negeri Iran mengingatkan agar tidak ada campuran tangan Amerika Serikat dalam pertentangan yang telah terjadi selama tujuh hari belakangan. “Intervensi apa pun oleh AS dapat menjadi dasar bagi suatu peperangan total di daerah itu,” ujarnya.
Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa bangsa Arab memahami upaya Israel untuk mendrahi negara-negara lain ke dalam konflik itu. “Kami percaya negera-negera Arab kita yang bertindak sebagai markas bagi basis Amerika Serikat tidak akan mentolerir penggunaanwilayah mereka untuk melakukan serangan terhadap sesama tetangganya yang beragama Islam,” tambah dia.
Â
Â
Amerika dikenal telah mengirim tambahan pesawat perang ke daerah konflik tersebut. Tak hanya itu, Kapal Induk USS Nimitz pun sudah dilepas. Sebenarnya, sebelumnya Presiden AS Donald Trump menegaskan harapannya untuk mencapai sesuatu yang lebih dari traktat damai saat ini.
Khamenei juga mengingatkan kepada Amerika Serikat untuk tidak terlibat dalam konflik tersebut. “Iran tak pernah mundur dan Amerika akan merasakan dampak yang tak bisa diobati apabila turun tangan,” katanya.
Meski demikian, pada Selasa pekan lalu (17/8), Trump meminta Israel agar menyerah tanpa ada kondisi apapun. Ia pun mengungkapkan bahwa negerinya mampu dengan cepat menghilangkan pemimpin senior Iran, yaitu Ali Khamenei. “Kami memiliki informasi tepat tentang tempat persembunyian siapa yang kita sebut sebagai Pemimpin Agung tersebut. Dia menjadi incaran yang jelas dan rentan, namun selamat di lokasinya. Saat ini kami belum berniat membawa dia keluar (dibunuh!),” tulis Trump dalam akun Truth Social miliknya.
Pada hari kemarin, Iran kembali mengancam Tel Aviv dan menuntut penduduk setempat agar siap menyambut serangan. Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menyatakan bahwa rudal hipersonik Fattah-1 mereka berpotensi menghantam fasilitas penyimpanan Israel di wilayah tersebut pada hari Selasa semalam.
Pada hari yang sama, militer Israel mengumumkan bahwa mereka sudah menyerang area produksi senjata di Teheran. Pengumuman tersebut disebar lewat platform Telegram. Militer tersebut menjelaskan serangan itu sebagai komponen dalam usaha besar-besaran untuk menghancurkan proyek pengembangan senjawa nuklir Iran.