
,
Jakarta
– Pekan ini akan penuh dengan pertandingan menarik di dalam gelanggang
– Di akhir minggu nanti, terjadi laga hebat di dalam ring
– Minggu ini disajikan oleh pertemuan sengit di lapangan permainan
– Ajang bertarung seru bakal berlangsung pada akhir pekan ini di arena kompetisi
– Laga besar siap memperlihatkan kehebatannya di panggung taruhan akhir pekan ini
tinju dunia
.
Oleksandr Usyk
, asal Ukraina, dan
Daniel Dubois
dari Britania Raya, akan bersaing memperebutkan gelar juara paling sah atau tidak terbantahkan dalam kelas berat di Stadion Wembley, London, Inggris, pada hari Sabtu waktu setempat tanggal 19 Juli 2025.
Oleksandr Usyk, yang telah menginjak usia 38 tahun, saat ini memiliki gelar juara kelas berat dari WBA (Super), WBC, WBO, serta majalah The Ring. Sementara itu, Dubois, yang berusia 27 tahun, adalah pemegang gelar juara versi IBF. Karena seluruh sabuk dalam permainan, pemenang laga ini akan mendapatkan status sebagai juara kelas berat tanpa tantangan (undisputed heavyweight champion).
Status ini langka dicapai dalam kategori berat. Tinju terakhir yang berhasil menjadi juara asli adalah Lennox Lewis tahun 1999.
Dua atlet tinju ini telah berhadapan sebelumnya. Pada pertandingan perdana mereka bulan Agustus 2023, Usyk mampu memenangkan laga melalui teknik TKO pada babak ke sembilan setelah terjadi insiden tindakan tidak sah yaitu tendangan rendah (low blow) yang diterima oleh Dubois pada babak kelima.
Pada pertandingan tersebut, Usyk memperlihatkan dominasi teknis yang sangat mengesankan. Dia berhasil melepaskan 88 tendangan dari total 359 serangan yang dilakukan, dengan tingkat presisi mencapai 24,5 persen — jauh lebih baik dibandingkan Dubois yang hanya mampu menyentuh lawannya sebanyak 47 kali dari 290 usaha dengan rata-rata tepat sasaran sebesar 16,2 persen. Selama seluruh pertandingan, Usyk hampir tidak terkena pukulan keras sama sekali, hal ini menjadi indikator tambahan tentang superioritas kemampuan tekniknya. Oleh karena itu, walaupun hasil akhirnya dinilai sebagai sesuatu yang kontroversial, kemenangan yang diperoleh oleh Usyk dapat dikatakan pantas didapat.
Sekarang mereka akan menghadapi pertandingan kembali. Dubois memiliki peluang untuk memperbaiki kekalahannya sebelumnya. Petinju asal Inggris berusia 27 tahun ini terkenal karena kemampuan menyerangnya yang ganas—dari 22 kemenangan yang ia raih, 21 di antaranya dicapai melalui knockout, membuat tingkat efisiensinya mencapai angka spektakuler yaitu 95 persen.
Tinggi badan yang mencapai 196 centimeter, dikombinasikan dengan bentuk tubuh yang lebih besar dibandingkan Usyk yang sudah berumur 38 tahun, memberi DuBois keuntungan fisik yang tidak mudah dipandang remeh. Meski demikian, dua kali kalah dalam 24 pertandingan yang telah ia jalani—termasuk satu kekalahan melawan Usyk dan lainnya dari Joe Joyce—merupakan pencatatan tertentu yang wajib diperbaikinya agar bisa menghadapi petinju asal Ukraina tersebut yang masih tak terkalahkan sejak memulai karier profesionalnya.
Secara teknis, Usyk tetap merupakan atlet yang hampir mustahil dikalahkan. Dia belum pernah kalah dalam 23 laga, termasuk meraih 14 kemenangan melalui knock-out. Gaya tinjunya yang menggunakan posisi southpaw (tangan kiri) serta kemampuan bergerak kaki yang gesit dan pukulan tepat sasaran menjadikannya sebagai lawan yang sangat menyulitkan bagi siapa saja. Selain itu, dia tidak hanya bergantung pada kekuatan fisik, tapi juga strategi cerdas saat berada di ring.
Catatan kemenangan Usyk yang berhasil mengalahkan tokoh-tokoh hebat seperti Tyson Fury dan Anthony Joshua membuktikan bahwa ia tidak hanya unggul dari segi kemampuan teknis, tapi juga kekuatan mental saat berkompetisi. Meskipun demikian, usia dapat menjadi hal penting yang tak boleh dikesampingkan. Musuhnya, Dubois, yang jauh lebih muda sekitar sepuluh tahun mungkin akan memanfaatkan penurunan kondisi fisik Usyk pada babak-babak terakhir.
Dari segi umur dan gaya pertandingannya, laga mendatang akan menjadi lambang perpecahan antara dua generasi serta aspek yang berbeda. Dalam satu sudut, terdapat Usyk yang melambangkan para petinju dengan fondasi kokoh, teknik bersih, dan semangat tangguh. Sementara di sisi lain, ada Dubois yang mencerminkan kekuatan kasar, kelincahan, serta ambisi muda yang ingin diakui.