
 ISTANBUL — Seorang konsultan dari Korps Pasukan Penjaga Revolusi Islam (IRGC) menyebutkan bahwa Iran masih mampu melakukan serangan terhadap Israel setiap harinya dalam jangka waktu dua tahun.
“Pasukan militer kami dalam kondisi siap sepenuhnya,” ujar Letnan Jendral Ebrahim Jabbari kepada kantor berita yang semioffisial Mehr, Senin.
Saat ini, menurut Jabbari, gudang-gudang serta basis-basis rudal bawah tanah dan instalasi-instalasi lainnya memiliki ukuran yang sangat luas. “Kami masih menyembunyikan sebagian dari kemampuan pertahanan dan rudal efektif kami,” ujarnya.
Bila terjadi konflik dengan Israel dan Amerika Serikat, sarana yang kami miliki tetap cukup meskipun kami mengirimkan roket ke sana secara rutin setiap harinya selama dua tahun.
Jendral Besar Yahya Rahim Safavi, konsultan militer utama Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei, menyampaikan pernyataan yang sama pada hari Senin.
“Sekelompok tentara kami, termasuk Armada Laut dan Korps Qods, masih belum terlibat dalam pertempuran, bahkan pasukan darat juga belum turun ke lapangan,” ujar Safavi yang dilaporkan oleh kantor berita Mehr.
Sampai saat ini, katanya, Iran sudah menghasilkan beribu-ribu roket dan
drone
dan lokasinya aman,” katanya.
Perang antara Israel dan Iran pecah pada tanggal 13 Juni ketika pemerintahan Zionis melakukan serangan udara terhadap instalasi militer, nuklir, serta sipil di Iran, mengakibatkan kematian minimal sebanyak 935 jiwa.
Kementerian Kesehatan Republik Islam Iran menyebutkan bahwa 5.332 individu mengalami cedera akibat serangan militer yang dilakukan oleh pasukan Zionis. Tehran melakukan pembalasan dengan menyerang beberapa kota di Israel menggunakan roket serta pesawat tanpa awak.
Setidaknya 29 penduduk Israel meninggal dunia serta lebih dari 3.400 orang cedera, sesuai data yang diumumkan oleh Universitas Ibrani Yerusalim. Perang ini berakhir melalui perjanjian damai yang didorong Amerika Serikat, yang resmi berlaku sejak 24 Juni.