
.CO.ID, GAZA – Dua kelompok perjuangan Palestina, Brigade Al-Quds dipimpin oleh Jihad Islam dan Brigad Al-Qassam dibawah kepemimpinan Hamas, mengawali serangan besar-besaran terbaru di wilayah selatan Gaza. Serangan ini mencakup penembakan meriam berat serta peluncuran roket anti-kendaraan “Yassin 105” ke arah posisi dan armada militer Israel di seantero Khan Younis. Ini merupakan tahapan baru dalam intensifikasi pertempuran tersebut.
Almayadeen
Menurut laporan, Brigade Al-Quds bekerjasama dengan Brigade Al-Qassam, melakukan penyerangan ke arah pasukan militer penduduk Israel beserta armada mereka yang ada di sekitar wilayah Jorat al-Lout, yang letaknya di selatan Khan Younis. Serangan ini dilakukan menggunakan meriam-mortir besar sebagai komponen dalam rangkaian tindakan bersama yang telah direncanakan oleh kedua pihak tersebut.
Di samping itu, Brigade Al-Quds menyebarkan klip video melalui kanal Telegram mereka yang mengabadikan momen pasukan mereka merusak sebuah kendaraan militer Israel yang sedang berjalan di dekat Masjid Riyad al-Salihin di bagian timur kamp pengungsian Jabalia di wilayah utara Jalur Gaza. Video berkualitas tinggi ini secara jelas menampilkan target serta eksplosi tersebut.
Brigade Al-Qassam mengunggah klip yang mereka klaim memperlihatkan pasukan serta armada Israel menjadi target serangan di Khan Yunis, wilayah selatan Jalur Gaza. Ini merupakan bagian dari deretan operasi bernama “Operasi Batu Daud”.
Video ini memperlihatkan para petempur Qassan bekerja sama dengan Brigade Al-Quds, yaitu pasukan bersenjata dari Gerakan Jihad Islam, yang melancarkan serangan menggunakan bom jalan jenis Shawaza terhadap kendaraan lapis baja pada tanggal 16 Juni di Abasan al-Kabira, dekat timur Khan Yunis. Serangan itu menyebabkan kematian seorang komandan unit rekayasa serta beberapa orang lain cedera.
Perekaman itu melibatkan detail operasional, dengan kamera dari Brigade Qassam merekam ledakan serta pendaratan helikopter Israel untuk tujuan evakuasi. Video yang ditampilkan oleh Al Jazeera mengungkap bahwa Brigade Qassam melakukan peledakan terowongan pada tanggal 16 Juni di wilayah Qudayhat Abasan al-Kabira, yang berada di bagian timur Khan Yunis.
Detilnya menunjukkan bahwa “pemberontak Qassam menghancurkan terowongan perangkap menuju pasukan Zionis, yang mengakibatkan kematian komandan senior brigade Israel serta mencederai 10 orang lainnya.”
Al-Qassam menyatakan lebih lanjut, “Tidak lama setelah beberapa Mujahidin mendekati untuk memperoleh para pejabat yang gugur, lawan meluncurkan prosedur ‘Hannibal’ mereka dan merusak area tersebut.” Klip video tersebut mencatat adanya terowongan perangkap serta pendaratan helikopter Israel dalam evakuasi. Di tanggal 17 Juni, Brigad Al-Qassam pun menyerang bulldozer militer jenis D9 Israel di wilayah Masjid Halima di Joz al-Lut, dekat Khan Yunis, menggunakan rudal bertandai.
Operasi itu menyebabkan dua Tentara Israel cedera. Pada tanggal 11 dan 24 bulan ini, Brigif Qassam juga sering kali mengarahkan tembakan ke posisi dan rapat pasukan militer penduduk Israel di sekitar utara Khan Yunis, dengan mempergunakan senjata meriam-mortir serta rudal berjarak dekat. Video merekam penggunaan meriam-mortir yang ditembakkan.
Hamas mengumumkan bahwa serangan tepat sasarannya bersama Brigade al-Qudus dari PIJ yang saat ini dilakukan membuktikan ketidakmampuan “Israel” dalam meredam semangat rakyat Palestina maupun menguasai Pemberontakan. Di dalam pengumuman mereka pada tanggal 25 Juni, grup itu menjelaskan bahwa tindakan-tindakan tersebut mencerminkan kendali penuh Pemberontak di arena pertempuran, daya tahannya yang terus-menerus, serta kemampuannya untuk memberi dampak signifikan kepada “Israel.”
Mereka mensinyalkan bahwa pemerintah Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas penghentian pembicaraan ini akibat rintangan-rintangan yang disengajakan serta penunda-penundaan panjang dengan motif politis Benjamin Netanyahu. Hamas juga mencela retorika para pemimpin administrasi penduduk tentang “kemengan absolut”, dan menolakkannya sebagai usaha untuk mendistribusikan cerita bohong dan target peperangan mustahil, terlebih lagi seperti impian membebaskan tawanan lewat jalur militer.