
Associated Press (AP)
Terbaru mengungkapkan bahwa kontraktor keamanan asal Amerika Serikat yang bertugas melindungi titik distribusi bantuan di wilayah Gaza memakai peluru tajam, granat pengejut, serta semburan gas lada untuk menangani penduduk Palestina yang sedang kesulitan makanan.
Laporan tersebut disusun berdasarkan keterangan dari dua kontraktor asal Amerika, rekaman video, pesan internal, serta pemeriksaan analisis suara secara forensik. Keduanya…
whistleblower
Pengungkap tersebut menyebutkan bahwa tujuan mereka membongkar kasus ini adalah lantaran adanya praktik-praktik berisiko serta sembrono di lapangan yang dilakukan pada fasilitas milik Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), sebuah lembaga kontroversial yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Israel.
Respons dari dunia maya terhadap laporan itu muncul secara cepat, di mana ratusan orang turut mengkritik keras perusahaan kontraktor militer swasta maupun pusat distribusinya.
“Perampok Amerika itu… GHF beserta kawan-kawannya merupakan sebuah jentera pembunuhan yang bersembunyi di balik kedok ‘kemanusiaan’,” demikian cuit salah satu pengguna Twitter seperti dikutip dari Middle East Eye.
Seorang pengguna X lainnya menyatakan bahwa operasi GHF hanyalah sebuah “kebohongan” untuk menutupi maksud buruk di baliknya. Sebagian ada juga yang merujuk pada pernyataan kantor berita itu sendiri terkait rekaman suara dalam salah satu video tertentu.
Kala itu, letusan suara tembakan terjadi di dekat tempat kejadian—setidaknya lima belas kali dentuman bersamaan. “Whoosh! Whoosh!” seru seorang kontraktor seperti menirukan desing peluru. Ada yang berkata, “Sepertinya kamu kena seseorang.” Tak lama kemudian muncul jeritan keras dari arah lain: “Yes!! Hell yeahh, boy!”
Walaupun rekaman video tersebut tidak memperlihatkan pelaku penembakan maupun targetnya secara jelas, salah satu karyawan swasta yang memberikan kesaksian kepada AP menyebut bahwa rekan kerjanya melepaskan tembakan ke arah penduduk Palestina pada posko bantuan. Ia kemudian melihat ada seorang laki-laki tergeletak di lokasi dimana tembakan dilepaskan.
Meski sebagian pengguna mengapresiasi kantor berita itu karena laporannya, ada juga yang merasa kecewa dengan jadwal pelaporan yang dinilai terlalu lamban.
“Oke terima kasih AP, lima minggu setelahnya dan 600 nyawa melayang #updatebaru,” tulis salah satu pengguna.
Warganet lain menulis, “Rakyat Palestina sudah mengatakan kepadamu bahwa hal ini telah berlangsung selama berminggu-minggu… Mungkin kini saatnya kamu lebih percaya kepada para korban genosida dibanding pelaku pembantaian tersebut.”
Kapankah kamu mulai bertindak?
Middle East Eye
Telah memberitakan bahwa pasukan Israel sengaja mengincar tim penyelamat Palestina sejak GFH mulai menjalankan aktivitasnya di akhir bulan Mei.
Sedikitnya 600 penduduk Palestina sudah kehilangan nyawa hingga saat ini, sementara itu ribuan orang lainnya luka-luka. Para saksi mata melaporkan bahwa peristiwa itu merupakan sebuah “penggerebekan” yang dilancarkan oleh tentara Israel.
Pasukan Israel mengaku secara sengaja melepaskan tembakan ke arah warga Palestina tak bersalah di lokasi pembagian bantuan pangan, sesuai instruksi langsung dari komandan mereka, demikian disebutkan dalam laporan Haaretz yang terbit pekan lalu.
Seorang subkontraktor dari GHF yang berbicara dengan AP menyangkal bahwa ada cedera serius yang terjadi di salah satu lokasi penyaluran bantuan.